Mengkonsumsi brokoli, telur, dan susu yang banyak mengandung kolin selama usia kehamilan dapat membantu mengurangi risiko anak mengalami diabetes atau tekanan darah tinggi di masa depan.
Asumsi di atas ditemukan oleh kelompok peneliti dari Cornell University setelah meneliti sejumlah perempuan dengan usia kehamilan di trimester akhir yang diminta mengkonsumsi kolin sebanyak 930 mg selama 12 minggu.
Asupan kolin pada responden yang level kortisolnya rendah berjumlah dua kali lipat dari yang direkomendasikan yaitu 450 mg.
"Penelitian tersebut memberikan peningkatan pengetahuan, perempuan hamil yang menambah porsi konsumsi kolin bisa melawan efek buruk dari stres prenatal terhadap sikap, neuroendokrin, dan perkembangan metabolik pada bayi," kata salah satu peneliti, Marie Caudill, dikutip dari Huffington Post.
Caudill mengungkapkan ada indikasi berkurangnya penyakit-penyakit yang berkaitan dengan stres pada anak, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2 seumur hidup anak nantinya, bila seorang ibu memperbanyak asupan kolin semasa kehamilan.
Para peneliti mengungkapkan bahwa kolin bekerja dengan cara mengurangi kortisol dengan mengubah ekspresi pola gen yang bertanggung jawab dalam pembuatan kortisol.
Tetapi Caudill menekankan, masih butuh lebih banyak penelitian untuk konfirmasi hasil riset ini, dan juga untuk melihat efek jangka panjang dari penambahan asupan kolin saat ibu hamil.
Perlu diketahui bahwa kolin punya peran yang penting dalam fungsi tubuh seseorang. Hamil maupun tidak hamil semua orang direkomendasikan untuk mengkonsumsi kolin per hari.
Menurut Linus Pauling Institute di Oregon State Universitu, untuk orang dewasa di atas 19 tahun ke atas disarankan untuk mengkonsumsi sekitar 425 mg kolin per hari untuk perempuan, sementara untuk lelaki disarankan 550 mg. Untuk anak usia antara 1-13 tahun, direkomendasikan sekitar 200-375 mg.
Sumber : infogue
Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!
