Krisis percaya diri yang dialami remaja karena bentuk badannya dirasa kurang ideal sering disebut dengan istilah Body Dismorphic Disorder (BDD). Pada remaja putri, gangguan kejiwaan ini sering disertai dengan kecenderungan untuk menolak makan atau disebut juga anorexia.
Menurut sebuah penelitian, 75 persen penderita BDD yang disertai anorexia pernah merasakan keinginan untuk bunuh diri pada satu titik dalam hidupnya. Dari angka tersebut, 25 persen di antaranya pernah mencoba melakukan sesuatu untuk mengakhiri hidupnya.
Hal ini menunjukkan bahwa menghindari makanan bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi BDD, bagi yang terobsesi untuk kurus. Bahkan menurut penelitian yang dilakukan di Auburn University tersebut, kurang makan justru memperburuk rasa tidak PeDe.
Penelitian yang melibatkan 200 penderita BDD di Australia ini menunjukkan bahwa kecenderungan untuk bunuh diri meningkat ketika disertai anorexia. Sementara penderita BDD yang jadi terlalu rajin olahraga, namun pola makannya tetap sehat tidak mengalami kecenderungan serupa.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa berkurangnya nafsu makan pada penderita BDD bisa dipakai untuk memprediksi kecenderungan untuk bunuh diri. Makin tidak doyan makan, makin besar kecenderungan untuk menyakiti dirinya sendiri dan akhirnya bisa bunuh diri.
"Membatasi asupan makan secara signifikan akan menyakitkan dan bertentangan dengan naluri alami untuk memberi makan pada tubuh. Penelitian ini menunjukkan pentingnya menilai remaja dengan BDD yang disertai anorexia, serta mengidentifikasi risiko bunuh diri meski belum terdiagnosis mengalami gangguan pola makan," kata salah seorang peneliti, Elizabeth R Didie, PhD seperti dikutip dari Medicalnewstoday
(healthy.detik.com)
Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment